DEFINISI
Emfisema adalah penyakit paru yang tak dapat pulih kembali yang terjadi sebagai sequele dari bronkiektasis dan bronkitis kronis.
Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru-paru yang ditandai dengan pembesaran alveolus dan duktus alveolaris dab destruksi dinding alveolaris.
ETIOLOGI
- Tidak diketahui
- Diduga terdapat perubahan keseimbangan inhibitor enzim yang terjadi yang menyebabkan enzim proteolitik merusak jaringan paru-paru.
- Ada kecenderungan pada perokok
- Ada kecenderungan keluarga untuk mengalami alpha 1-antitripsin dan penderita emfisema
PATOFISIOLOGI
- Perubahan destruktif dinding alveolus dan pembesaran ruang distal dan bronkiolus non respirator terminal.
- Ditandai secara fisiologis adanya peningkatan compliance paru-paru, penurunan kapasitas difusi, dan peningkatan resistensi saluran nafas.
- Ada dua jenis : sentrilobular dan panlobular
TANDA DAN GEJALA
- Dispnea
- Respirasi cepat
- Menggunakan otot-otot aksesorius pernapasan untuk pernafasan, wajah merah
- Kurus dengan barrel chest
- Pengurangan pengembangan dada
- Penurunan taktil fremitus
- Resonan s/d hiperresonan pada perkusi
- Suara pernapasan intensitas rendah/ekspirasi memanjang, kadang-kadang sonor dan atau ronchi/rales yang halus pada akhir inspirasi.
KOMPLIKASI
- Pneumotorak spontan (kolap paru-paru) terjadi akibat penggabungan beberapa alveolus membentuk bula, dimana terjadinay ruptur dari alveoli/bula terbentuk blep
- Hipertropi ventrikel kanan
- Gagal jantung kanan
- Kegagalan pernapasan
Gambar 2. Blep dan bulla(e) pulmoner
EVALUASI DIAGNOSTIK
- PaO2 normal atau sedikit turun saat istirahat, turun selama latihan
- PaCO2 normal namun pada stadium lanjut PaCO2 meningkat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan pertukaran gas
2. Intoleransi aktifitas
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko tinggi infeksi
5. Ansietas
6. Gangguan konsep diri
7. Resiko tinggi ketidakpatuhan
PERENCANAAN
1. Pernapasan bibir/pernapasan abdomen
2. Fisioterapi paru
3. Terapi oksigen
4. Pengobatan : bronkodilator, antibiotika
5. Tempatkan posisi fowler atau fowler yang tinggi
6. Bantu pengendalian lingkungan
7. Hindari penghirupan iritan
8. Perbaiki toleransi aktifitas : sediakan cukup waktu untuk beraktifitas, sediakan O2, tingkatkan aktiftas secara bertahap
9. Bantu perbaiki pola tidur : latihan relaksasi, masase, musik, posisi, dll
10. Bantu mengurangi ansietas : bantu pasien menceritakan kecemasannya, jangan tinggalkan pasien sendirian selama sesak
11. Konseling dan pendidikan : kurangi merokok, dorong orang lain untuk tidak merokok, hindari penderita infeksi pernapasan, kurangi kontak dengan anak-anak
DAFTAR PUSTAKA
Engram, 1999. Rencana Asuhan Keperawaatn Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Manurung S. 2009. Seri Asuhan Keperawatan.Gangguan Sistem Pernapasan Akibat Infeksi. TIM.Jakarta
Long B.C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Yayasan IAPK. Padjajaran. Bandung
Price dan Wilson.2006. Patofisiologi. EGC.Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar