Sabtu, 21 Mei 2016

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akne Vulgaris

   Tidak ada komentar     
categories: 
BAB I
KONSEP DASAR

A. Landasan Teoritis
1. Defenisi
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel filosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daeah-faerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung.
(Ilmu Penyakit Kulit, Marklali Harahap, 2000, hal 35)
Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada mada remaja dan dapat sembuh sendiri.
(Ilmu Penyakit Kulit Dan kelamin, 2005, hal 236)

Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne minor adalah suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% para remaja. Gangguan masih dianggap sebagai proses fisiologik. Lima belas persen remaja menderita ini. Biasanya akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. Pada wanita insidens terbanyak terdapat pada usia 14 – 17 tahun, sedangkan pada laki-laki 16 – 19 tahun.

2. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh:
a. Sebum : akne yang keras selalu disertai pengeluaran sebore yang banyak
b. Bakterial : bakteri corynebacterium acnes, staphylococus epidermidis, pity rosporum ovale
c. Herediter : apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan anaknya akan menderita akne
d. Hormon : estrogen, progesteron
e. Iklim : daerah yang mempunyai 4 musim, biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas
f. Psikis : penderita stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaset basi akne
g. Kosmetika : jenis kosmetika yang dapat menimbulkan akne tak tergantung pada harga, merk, dan kemurnian bahannya, tetapi karena mengandung campuran bahan yang bersifat komedo genik atau bahan dengan konsentrasi lebih besar



3. Patofisiologi


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akne Vulgaris


4. Gejala Klinis
Tempat predileksi akne vulgaris adalah dimuka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas, lokasi kulit ini, misalnya leher, lengan atas, dan kadang-kadang terkena erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul yang tidak beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. Komedo adalah gejala patognomonik bagian akne berupa papul miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung unsur melan disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih arena lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup.

5. Klasifikasi
Klasifikasi secara klinik dapat berdasarkan:
1) Tingkat keseluruhan (overall arading)
2) Penghitungan lesi
3) Fotografi

6. Penatalaksanaan
a. Medikamentosol
Topikal
Bahan iritan: resorsinol (1 – 5%), asam salisilat ( 3 – 5%), asam Vit A (0,025 – 0,1%)
Sulfat (4 – 8%)
Antibakteri: tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindomisin 1%, Peroksida benzoil 2,5%
Kortikisteroid kekutan ringan sampai sedang, dan etil laktat 10%, dalam gliserin 5 – 10%
Sistemik
Antibakteri: tetrasiklin 3 – 4 x 250 mg, minosiklin 2 x 50 mg, linkomisin 3 x 500 mg, klindomisin 2 x 50 mg
Hormonal: estrogen 50 mg 1 hari selama 21 hari, antiandrogen 2 mg / hari

b. Nonmedikamentosa
Pengeluaran sebum oleh ekstraktor komedo atau bedah listrik, bedah beku, dan suntikan intralesi, perakiatan kulit, dan diet bagi yang memerlukan.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Lakukan pengkajian fisik, dapatkan riwayat keluarga dan riwayat kesehatan
Observasi adanya manifestasi jerawat

Non inflamasi
Komedo – massa padat dari keratin, lipid, asam lemak dan bakteri yang mendilatasi produksi duktus folikular
Komedo tertutup atau “whiteheads” (komedo putih)
Komedo terbuka atau “black heads” (komedo hitam)

Inflamasi
Papula
Pustula
Kista

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa I
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya sekresi, organisme infektif.

Tujuan:
Lesi sembuh dengan pembentukan jaringan parut minimal.

Kriteria hasil:
Pasien mengatakan lesi sembuh dengan pembentukan jaringan parut baru.
Intervensi:
Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan sabun ringan dan air
Beritahukan pasien untuk tidak memencet-mencet, menusuk-nusuk atau melakukan bentuk manipulasi lain pada lesi
Tekankan pentingnya mengikuti instruksi, seperti hanya menggunakan preparat yang diresepkan
Instruksikan tentang pencucian rambut, penataan rambut, serta pemilihan dan penggunaan kosmetik
Berikan agens untuk kulit sesuai ketentuan
Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasionalisasi:
Untuk mengurangi risiko infeksi
Pasien diberitahukan untuk tidak memencet-mencet, menusuk-nusuk atau melakukan bentuk manipulasi lain pada lesi agar tidak memunculkan jerawat dan tidak meningkatkan resiko infeksi
Dukungan psikologis
Dapat mengurangi jumlah lesi
Dukungan psikologis

Dagnosa II
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi terhadap lesi wajah.

Tujuan:
Agar remaja memahami tentang jerawat dan pengobatannya.

Kriteria hasil:
Lebih memahami tentang jerawat dan pengobatannya.

Intervensi:
Waspadai syarat-syarat yang menandakan bahwa remaja ingin mendiskusikan masalah kulit
Lakukan diskusi degan topik terapi untuk remaja dengan lesi kulit yang nyata
Rujuk keperawatan praktis terhadap kebutuhan khusus remaja
Hindari pengobatan sendiri dengan preparat yang dijual bebas karena hal ini biasanya tidak efektif

Rasionalisasi:
Dukungan psikologis

Diagnosa III
Perubahan proses kelurga b/d anak dengan masalah kulit yang mengganggu.

Tujuan:
Px dapat kembali berkumpul dengan orang tua tanpa ada rasa minder

Kriteria hasil:
Keluarga menunjukkan pemahaman tentang masalah kulit remaja dan terapi
Keluarga menunjukkan sikap mendukung

Intervensi:
Jelaskan jerawat dan terapi yang ditentukan
Bantu keluarga dalam membantu remaja dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar
Jelaskan sikap perkembangan remaja dan efek jerawat terhadap citra diri dan pembentukan identifikasi

Rasionalisasi:
Dengan ditentukannya terapi gunanya untuk meningkatkan pemahaman keluarga
Dengan melakukan tanggung jawab yang besar untuk penatalaksanaan jerawat
Agar keluarga lebih paham dan mendukung


DAFTAR PUSTAKA

1. Kulit – Penyakit I, Harahap Marwali, Jakarta, 2000.
2. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Prof DR. Adhi Djuanda, Jakarta, 1987.
3. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ke 3, Jilid 2,
Djuanda A. Djuanda S. Hamzah M, Aisah S.
Arnold HL. Odom, RB, James KID Andrews, Diases Of The Skin Clinical Dermatology Bith Ed, Philadelphia KIB saunders Company, 1990.
4. Keperawatan Pediatrik, Edisi 4
Donna L. Wong

0 komentar:

Posting Komentar