Jumat, 20 Mei 2016

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia

   Tidak ada komentar     
categories: 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi). Masalahnya dapat berakibat sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor di luar sel darah merah. Sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi seperti yang terjadi pada kelainan-kelainan yang ada pada anemia maka hemoglobin akan muncul dalam plasma.

1.2. Definisi Anemia

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh.
Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah Hb untuk mengangkut O2 ke jaringan terdapat berbagai macam anemia. Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak mencukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah tidak mencukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah prematur atu penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Faktor penyebab lainnya meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan dan penyakit keturunan dan penyakit kronis. Anemia kekurangan besi adalah anemia yang terbanyak di seluruh dunia.

Anemia terdiri dari:

1. Anemia hemolitik
2. Anemia aplastik
3. Anemia defisiensi besi
4. Anemia pernisiosa

1.3. Etiologi

Kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan, dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi. Anemia secara umum dianggap sebagai bagian proses patologis yang menyebabkan kehilangan darah. Anemia mempunyai faktor penyebab yaitu penyebab itu meliputi kehilangan darah, faktor keturunan dan penyakit kronis dan kekurangan hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Berkurangnya penyerapan zat besi atau meningkatkan kebutuhan akan zat besi. Berkurangnya produksi asam hidroksida.

1.4. Patofisiologi

Sel darah merah terjadi terutama dalam sel fagositi atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limfa sebagai hasil samping yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi dari kapasitas haptoglobin plasma atau protein pengikat untuk Hb bebas. Pada pasien tertentu disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi, biasanya dapat diperoleh dengan dasar siekulasi darah. Produksi sel darah merah dapat ditentukan dengan mengukur kecepatan dimana injeksi besi radioaktif dimasukkan ke sirkulasi eritrosit. Sel darah merah pasien dapat diukur dengan menandai sebagian diantaranya dengan injeksi dan mengikuti sampai bahan tersebut menghilang dari sirkulasi darah selama beberapa hari sampai beberapa minggu.
Metode tentang bagaimana membedakan kegagalan sumsum tulang t3.


1.5. Manifestasi Klinis

Berbagai faktor mempengaruhi berat dan adanya gejala anemia:
1. Kecepatan kejadian anemia
2. Durasinya (mis: kronisitas)
3. Kebutuhan metabolisme pasien bersangkutan
4. Adanya kelainan lain atau kecacatan
5. Komplikasi t3 atau keadaan penyerta kondisi yang menyebabkan anemia

1.6. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang. Anemia mempunyai beberapa metode dalam penanganan yang sering dilakukan:
1. Transplantasi sumsum tulang
2. Pemberian terapi imuno subpresif dengan globulin anti timosit (ATG)
3. Pemberian terapi asam folat diberikan setiap hari, karena kebutuhan sumsum tulang yang sangat tinggi.
Anemia bisa merupakan tanda adanya keganasan gastrointestinal yang dapat disembuhkan pada anemia. Pemberian obat dengan dosis tinggi harus segera dihentikan karena ketika hemoglobin kembali ke angka normal biasanya setelah beberapa minggu, diturunkan bertahap dan dihentikan.
Anemia yang berkasus berat diperlukan untuk transpusi darah, karena transpusi darah sangat diperlukan untuk penyembuhan yang bertahap.




BAB II
PENGKAJIAN UMUM

Aktivitas / istirahat

Gejala:
Keletihan, kelemahan, malaise umum
Kehilangan produktivitas: penurunan semangat untuk bekerja
Toleransi terhadap latihan rendah
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak

Tanda:
Takikardia / takipnea, dispnea pada saat bekerja atau istirahat
Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
Ataksia, tubuh tidak tegak
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat

Sirkulasi

Gejala:
Riwayat kehilangan darah kronis mis: perdarahan kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja yang berlebihan)
Riwayat endokarditis infektif kronis
Palpitasi (takikardia kompensasi)

Tanda:
TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural
Disritmia: abnormalitas EKG mis: depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T. takikardia
Bunyi jantung: mur-mur sistolik (DB)
Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membran mukosa (conjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku
Sklera: biru atau putih seperti mutiara
Kuku: mudah patah, berbentuk seperti sendok
Rambut: kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara prematur

Integritas ego

Gejala:
Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, mis: penolakan, transfusi darah

Tanda:
Depresi

Eliminasi

Gejala:
Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
Flatulen, sindrom malabsordsi
Hematemesis, feses dengan darah, segar, melena
Diare atau konstipasi
Penurunan haluaran urine

Tanda:
Distensi abdomen

Makanan / cairan

Gejala:
Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah / masukan produk sereal tinggi
Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan
Mual / muntah, dispepsia, anoreksia
Adanya penurunan BB

Tanda:
Lidah tampak merah daging / halus
Membran mukosa kering, pucat
Turgor kulit buruk, kering, tampak kisut / hilang elastisitas
Stomatitis dan glositis
Bibir: selitis, mis: inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah

Higiene

Tanda:
Kurang bertenaga, penampilan tak rapih

Neurosensori

Gejala:
Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinitus, ketidakmampuan berkonsentrasi
Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah
Sensasi menjadi dingin

Tanda:
Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis
Mental: tak mampu berespon lambat dan dangkal
Oftalmik: hemoragis retina
Epitaksis: perdarahan dari lubang-lubang
Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi, tanda Romberg (+), paralisis

Nyeri / kenyamanan

Gejala:
Nyeri abdomen samar, sakit kepala

Pernapasan

Gejala:
Rowayat TB, obses paru
Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

Tanda:
Takipnea, ortopnea dan dispnea

Seksualitas

Gejala:
Perubahan aliran menstruasi, mis: menoragia atau amenore
Hilang libido
Impoten

Tanda:
Serviks dan dinding vagina pucat

Pemeriksaan diagnostik

Jumlah darah lengkap (JDL): Hb dan hematokrit menurun
Jumlah eritrosit: menurun
Jumlah retikulosit: bervariasi, mis: menurun, meningkat (respon sumsum tulang terhadap kehilangan darah / hemolisis)
Pewarnaan JDN: mendeteksi perubahan warna dan bentuk
Test kerapuhan eritrosit: menurun
Jumlah trombosit: menurun (aplastik): meningkat (DB) normal atau tinggi (hemolitik)
Bilirubin serum: meningkat
Besi serum: tak ada (DB), tinggi (hemolitik)
TIBC serum: meningkat
Feritin serum: menurun

2.1. Diagnosa Keperawatan

1. Toleransi aktivitas b/d kelelahan dan malaise umum
2. Kekurangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d kekurangan nutrisi esensial
3. Integritas kulit, kerusakan, risiko tinggi b/d gangguan mobilitas
4. Perfusi jaringan, perubahan b/d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrien ke sel
5. Konstipasi b/d penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan efek samping terapi

2.2. Intervensi / Implementasi

Promosi istirahat dan aktifitas.
Pasien didorong untuk menjaga kekuatan dan energi fisik dan emosional. Dianjurkan istirahat yang sering, dan dukungan keluarga, diperlukan untuk menjaga suasana istirahat.
Jadwal teratur untuk istirahat dan tidur wajib untuk mempertahankan kekuatan dan toleransi terhadap aktivitas, dianjurkan untuk tetap bergerak dan aktif sejauh yang dapat ditoleransi.
Menjaga nutrisi yang adekuat, kekurangan asupan nutrisi esensial seperti besi dan asam folat dapat mengakibatkan anemia tertentu.

Diberikan Vit C dan penambahan protein hewani
Transfusi darah
Tujuan utama meliputi toleransi terhadap aktivitas, pencapaian atau pemeliharaan nutrisi yang adekuat, dan tidak adanya komplikasi

2.3. Evaluasi

1. Mampu bertoleransi dengan aktivitas normal
a. Mengikuti rencana progresif istirahat, aktivitas dan latihan
b. Mengatur irama aktivitas sesuai tingkat energi
2. Mencapai / mempertahankan nutrisi yang adekuat
a. Makan makanan tinggi protein, kalori dan vitamin
b. Menghindari makanan yang menyebabkan iritasi lambung
c. Mengembangkan rencana makan yang memperbaiki nutrisi optimal

0 komentar:

Posting Komentar