Sabtu, 21 Mei 2016

Asuhan Keperawatan TB paru

   Tidak ada komentar     
categories: 
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit TB Paru merupakan masalah di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan bahwa penyakit tersebut menepati urutan ke 2 sebagai penyebab kematian di Indonesia.
(Hasil Survey Depkes 1992)

2. Ruang Lingkup
Makalah ini membatasi lingkup masalah pada satu kasus saja.”Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. E Dengan TBC Paru” dengan pelaksanaan dinas 10 hari.

3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan tentang keluarga dengan gangguan sistem pernapasan TB Paru.

b. Tujuan Khusus
Menggambarkan pengkajian data keluarga pada pasien Tn. E dengan menggambarkan faktor penunjang dan penghambat.

4. Metode Penulisan
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, study kepustakaan dan studi dokumentasi.

5. Sistem Penulisan
Karya tulis ini disusun secara sistemik yang terdiri dari 5 Bab.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Defenisi
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh micobacterium tuberculosis, umumnya menyerag paru-paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.
(Randy Marion Caine, 1986, hal 654)
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang bersifat menular dan secara kronis dapat menyebabkan kematian penderita.
(Soeparman Penyakit Dalam II hal 111, 1990)

B. Anatomi Fisiologi Paru
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai oksidasi keluar dari tubuh.
Paru-paru adalah organ pernapasan paru-paru terdiri dari 2 bagian yaitu paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus dan paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus, paru-paru kiri terdiri dari tiga lobus yaitu lobus superrior, media dan lobus inferior, setiap lobus terdiri dari belahan yang kecil yaitu sekmen, pada paru-paru kiri mempunyai 10 sekmen, 5 sekmen pada lobus superrior dan lima sekmen lobus inferior.
Pernapasan di paru-paru adalah pertukaran gas oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang dihasilkan oleh metabolisme dalam tubuh. Pertukaran gas ini terjadi dari bronchus respiratory dan alveolis dengan darah kapiler paru-paru oleh pertukaran oksigen dari udara masuk ke dalam darah, dan karbondioksuda dalam darah keluar alveolis.
Paru-paru menerima darah dari arteri pulmonalis diisi dari varrikel kanan, darah ini berasal dari seluruh tubuh yang kaya akan CO2, sedangkan konsentrasi O2 rendah, disamping itu paru-paru memperoleh darah dari arteri, inomi pada cabang aorta yang berfungsi membawa makanan ke jaringan paru-paru.
(William F. Gonang 1999 hal 552)

C. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 sampai 4 / um, dan tebal 0,3 – 0,6 / um, kuman ini dapat hidup atau bertahan hidup pada lembab maupun dalam keadaan dingin.

D. Phatofisiologi
Tiba di pintu masuk organisme microbacterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran cerna dan luka-luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis disebabkan karena inhalasi basil tubercel. Tempat implementasi tubercel adalah yang paling sering pada permukaan alviolar dari parenkim paru, paru bagian bawah, lobus atas atau lobus bawah bagian yang timbul adalah oleh basil tubercel merupakan proses peradangan.
(Silvia, Anderson Price 1986, hal 580)
Pada M. Tuberculosis primer penularan terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersihkan keluar menjadi droplet nuclear, bila kuman menetap di jaringan di paru-paru dia akan berkembang biak dalam sitoplasma dalam makrofag kuman yang bersarang di jaringan paru akan membentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil disebut sarang primer, akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus pulmonalis serangan primer bersama dengan kompangitis lokal dan kompangitis regional yang dikeal sebagai komplek primer.
Komplek primer dapat menjadi:
1. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat
2. Sembuh sedikit tanpa meninggalkan cacat tapi sedikit bekas garis fibriotik, klasifikasi hilus da komplek
3. Berkomplikasi dan menyebar.
(Soeparman Penyakit Dalam Edisi II Jakarta 1990 hal 716)

E. Tanda Dan Gejala
Keluhan yang sering terjadi:
1. Demam
Biasanya demam subfibris tetapi bisa mencapai 40 – 410C
2. Batuk
Pertamanya batuk sering kemudian batuk produktif, tidak sembuh selama ± 4 minggu dapat berupa batuk darah, pecahnya pembuluh darah
3. Sesak napas
Pertamanya tidak ditemukan sesak setelah peradangan lebih lanjut, dapat sesak akibat infiltrasi sesudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada
Ini muncul bila infiltrasi radang sampai ke pleura.
5. Malaise sakit kepala, meriang
6. BTA (+)
7. Anorexia
8. Keringat malam
9. BB menurun

F. Komplikasi Yang Timbul
TBC pneumona
Pleuritis
Empisema
Fleura effosion
TBC Broncho trakea
G. Data Penunjang
Pemeriksaan darah (LED: Laju Endap Darah)
Pemeriksaan sputuk: BTA
Test Tuberculin: mantaux test
Pemeriksaan radiologi: photo thorax

H. Penatalaksanaan
Pengobatan yang digunakan dalam megatasi penyakit / kuman tuberculosis ini adalah jangka panjang dan jangka pendek.
Pengobatan dalam jangka pendek adalah waktunya 2 bulan.
1. Fase intensif (makan obat setiap hari dalam 1 bulan)
2. Fase intermiten (makan obat 3 kali seminggu selama 4 bulan)

Panduan obat yang digunakan Intensif Intermiten
- INH 400 mg 700 mg
- Vit B6 10 mg 10 mg
- Rifamfisin 400 mg 600 mg
- Etambutol 1000 mg -
- Pyrazinamid 300 mg 300 mg


Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian
Data Subjektif
Penting untuk menentukan apakah pasien telah terpapar oleh penderita tuberculosis aktif atau tidak seringkali penyebab infeksi tidak diketahui dan mungkin tidak dapat ditentukan, pada waktu yang sama. Kontak erat dengan pasien harus diidentifikasi pula sehingga mereka dapat mengalami pemeriksaan untuk menentukan apakah mereka penderita penyakit aktif atau memiliki test tuberculin positif.

Data Objektif
Adanya batuk
Peningkatan suhu tubuh
Keringat malam
Anorexia
Penurunan BB
Sputum bercampur darah
Nyeri dada

2. Dagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d adanya sekresi di tracheos bronchial
b. Gangguan pertukaran gas b/d kerusakan membran alveolar kapiler
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anorexia, dispnea, efek samping obat, produksi sputum
d. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuatnya immunitas
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pencegahan b/d kurang lengkapnya informasi yang ada


3. Intervensi
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d adaya sekresi di tracheos bronchial
Auskultasi bunyi nafas  catat adanya bunyi nafas misal mengi, krekels, ronki
Kaji / pantau frekuensi pernafasan
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman misal peninggian kepala tempat tidur atau duduk pada sandaran tempat tidur
Dorong / bantu latihan nafas abdomen atau bibir

b. Gangguan pertukaran gas b/d kerusakan membran alveolar kapiler
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan
Kaji / awai secara rutin kulit dan warna membran mukosa
Dorong untuk mengeluarkan sputum, penghisapan bila diindikasikan
Bantu intubasi berikan / pertahankan ventilasi mekanik dan pindahkan ke upi sesuai instruksi untuk pasien
Berikan O2 tambahan

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia, dispnea efek samping obat produksi sputum
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini
Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin
Berikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai
Dorong periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan
Beri makan porsi sedikit tapi sering


d. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuatnya immunitas
Awasi suhu
Observasi warna, karakter bau sputum
Awasi pengunjung, berikan masker sesuai indikasi
Dorong keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pencegahan b/d kurang lengkapnya informasi yang ada
Jelaskan proses penyakit pasien
Diskusikan obat pernapasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan
Kaji efek bahaya merokok dan beri nasehat untuk menghentikan rokok pada pasien atau orang terdekat
Beri informasi tentang pembatasan aktifitas dan aktifitas pilihan dengan periode istirahat untuk mencegah keletihan

4. Evaluasi
Mempertahankan jalan nafas
Bebas dari gejala stress pernafasan
Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan BB yang tepat
Menunjukkan tehnik perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman
Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan




BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Biodata
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. E
2. Umur : 62 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Petani
7. Alamat : K. Tani
8. Tgl masuk : 08 Desember 2007
9. No register : 000796
10. : Puskesmas Medan Tuntungan

B. Identitas penanggung jawab
1. Nama : Ny. W
2. Pekerjaan : IRT
3. Alamat : K. Tani

II. Alasan Pasien Datang Ke Puskesmas
Os mengatakan nyeri pada dada, adanya batuk, batuk dialami os ± 1 minggu yang lalu memberat dalam 2 hari ini batuk diserai dengan dahak berwarna kuning kehijauan dengan konsentrasi kental disertai dengan demam yang naik turun dan penurunan BB sebanyak 4 kg dalam 1 minggu terakhir dengan BB awal 70 kg, BB akhir 66 kg.



III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Nyeri pada dada dialami os ± 1 minggu yang lalu dan memberat dalam seminggu ini. Nyeri dada terasa tertusuk dan tertekan dengan skala sedang (4 – 6) batuk dialami os sejak 1 minggu yang lalu dengan jenis batuk produktif, namun 2 hari terakhir batuk disertai sputum yang berwarna kuning kehijauan dengan konsistensi kental. Batuk dialami os setiap 10 menit sekali dengan frekuensi 2 kali, sesak nafas dialami os semakin berat bila os beraktifitas dan batuk demam naik turun dan nafsu makan menurun yang ditandai dengan penurunan BB dalam 3 bulan terakhir dengan BB awal 70 BB akhir 66.

IV. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga os tidak ada yang menderita seperti yang dialami os atau memiliki penyakit keturunan.

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: garis perkawinan

: satu rumah

: meninggal

: penderita

V. Kebiasaan Sehari-Hari
A. Biologis
1. Nutrisi
Os makan teratur 3 kali sehari dengan jenis mekanan biasa tidak ada makanan pantangan os. Makanan kesukaan os asi dan lauk pauk.

2. Minuman
Os minum sebanyak 1500 cc / hari dengan jenis minuman air putih. Minuman kesukaan os yaitu kopi sebelum berangkat kerja tiap pagi os minum kopi sebanyak 250 cc.




3. Tidur / istirahat
Os tidur malam 6 – 7 jam / hari dan tidak pernah tidur siang karena pekerjaannya namun selama 1 minggu ini os mengalami kesulitan tidur malam karena batuk.

4. Eliminasi (Bak / BAB)
BAB
Os BAB 1 kali dalam sehari dengan konsistensi padat melekat, berwarna kuning berbau khas/ aromatik dan tidak terdapat adanya kelainan.
BAK
Os BAK 4-5 kali dalam sehari dengan warna kuning jernih, konsistesi cair jernih dan tidak terdapat adanya kelainan.

5. Aktivitas
Os bekerja selama 8 jam / hari. Jarak tempat kerja os dengan rumah ± 6 km.

6. Personal hygiene
Os mandi 2 kali dalam sehari, gosok gigi dan cuci rambut setiap kali mandi.

7. Rekreasi
Setelah pulang kerja os berkumpul keluarga di rumah, os tidak mengenal hari libur dan waktu os digunakan untuk bekerja.

B. Psikologis
Emosi os terlihat stabil os dapat beradaptasi dengan lingkungan os memiliki mekanisme pertahanan diri yang baik seperti memiliki semangat untuk kesembuhan dirinya.
C. Sosial
Dalam pandangan sehari-hari os menggunakan bahasa Indonesia, hubungan dengan keluarga saudara serta orang lain terlihat baik, konseo diri dan perhatian terhadap lawan bicara baik.

D. Spiritual

VI. Pemeriksaan Fisik
A. Tanda-tanda Vital Sign
Keadaan umum pasien : lemah
Kesadaran : compos mentis
Suhu / temp : 38,50C
TD : 110 / 70 mmHg
Nadi / denyut jantung : 80 x/i
Pernapasan : 26 x/i
Tinggi badan : 170 cm
BB : 66 kg dari 70 kg dalam 1 minggu
Penampilan : kurang rapi
Ciri-ciri tubuh : pasien kurus dan tinggi

B. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala
Bentuk kepala lonjong dan tidak ada kelainan struktur kulit kepala, kepala kurang bersih.

2. Rambut
Bentuk rambut lurus pendek, berwarna hitam, da kurang bersih karena os sibuk kerja.


3. Mata
Pupil isokor kiri dan kanan, conjungtiva tidak anemis sklera putih os tidak menggunakan alat bantu dalam pengihatan.

4. Hidung
Tidak dijumpai kelainan struktur tidak dijumpai pendarahan dan peradangan polip fungsi penciuman baik dapat membedakan bau-bauan.

5. Telinga
Fungsi pendengaran baik, tidak dijumpai pendarahan dan peradangan, posisi telinga os simetris kiri dan kanan serta os tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

6. Mulut
Pada pemeriksaan mulut tidak dijumpai adanya kelainan struktur, rongga mulut kurang bersih, mukosa mulut terlihat kering pada mulut tidak dijumpai tanda-tanda peradangan.

Gigi
Gigi kurang bersih, jumlah gigi 28 buah warna gigi kurang putih, caries ada tetapi kurang terlalu tebal serta tidak dijumpai adanya pendarahan dan peradangan, os tidak menggunakan gigi palsu.

Lidah
Kebersihan lidah bersih warnanya normal lidah tampak kering, lidah berfugsi dengan baik ditandai dengan os dapat membedakan rasa obat dan rasa buah serta tidak dijumpai adanya hiperemik pada tepi lidah.
Pharingis dan tonsil
Pada tonsil tidak dijumpai adanya kelainan bentuk dan ukuran serta tidak terdapat adanya pembesaran dan peradangan pada tonsil.

7. Thorax dan fungsi pernapasan
Thorax berbentuk simetris, adanya batuk, disertai dengan sputum, RR         , reguler ronchi basah pada paru kiri dan adanya nyeri pada dada sebelah kiri dengan skala sedang 4 – 6.

8. Extremitas
Atas
Tidak ada kelainan struktur dan os dapat melakukan ROM secara penuh, bentuknya simetris kiri dan kanan tidak dijumpai adanya oedem.

Bawah
Tidak ada kelainan struktur dan os dapat melakukan ROM secara penuh bentuknya simetris kiri dan kanan, tidak dijumpai adaya oedem.

9. Kulit
Warna kulit hitam, kebersihan kulit baik, kulit tampak kering, tidak dijumpai adanya peradagan dan perlukaan.

Therapi
Ethambutol
Rifampisin
Isoniazid

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS:
Os mengatakan sesak dan sulit bernafas

DO:
RR: 26 x/i
Batuk produktif
Sputum berwarna kuning kehijauan dengan konsistensi kental sebanyak 10 cc
Nyeri pada dada sebelag kiri dengan skala sedang (4 – 6) Adanya sekresi di bronchus bronchial Kebersihan jalan nafas tidak efektif
2 DS:
Os mengatakan demam

DO:
Temperatur os 38,50C
Mukosa mulut tampak kering
Wajah os tampak kemerahan
Turgor kulit kering Infeksi kuman tuberculosis Demam
3 DS:
Os mengatakan tidak nafsu makan

DO:
Os demam
Penurunan BB dengan BB awal 70 kg, dan BB akhir 66 kg dalam 1 minggu Produksi sputum yang berlebihan Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


PRIORITAS MASALAH

1. Kebersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya sekresi di tracheos bronchial d/d os meyatakan sesak sulit bernafas, RR: 76 x/I, batuk produktif sputum berwarna kuning kehijauan dengan konsistensi kental nyeri pada dada sebelah kiri dengan kala sedang (4 – 6).
2. Demam b/d infeksi kuman tuberculosis d/d os mengatakan demam, temperatur os 38,50C mukosa mulut tampak kering, wajah os tampak kemerahan, turgor kulit kering.
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d anorexia produksi sputum d/d os mengatakan tidak nafsu makan, os demam, penurunan BB dengan BB awal 70 kg dan BB akhir 66 kg dalam 1 minggu.

0 komentar:

Posting Komentar